![]()  | 
|---|
Menjelang kenaikan harga BBM dan setelahnya, Blog 
ini dibanjiri oleh pengunjung yang rata-rata hendak mengetahui lebih 
jauh apa dan bagaimana sel surya yang konon dipercaya menjadi sumber 
energi di masa depan, menggantikan aneka sumber energi fosil. 
Dikarenakan informasi yang berkembang di tengah masyarakat bahwa bahan 
bakar fosil akan segera menipis, ditambah dengan kenaikan gila-gilaan 
harga minyak mentah dunia, agaknya sudah timbul perlahan-lahan kesadaran
 energi dan sikap ramah terhadap pemakaian energi, terutama listrik.
Kesadaran ini dapat dilihat dari usaha 
mendapatkan info berkaitan dengan bahan bakar alternatif, semisal, 
biodiesel, briket batu bara hingga yang paling kontroversial ialah blue energy atau banyugeni yang menghebohkan itu.
Sel surya, solar cell, photovoltaic,
 atau fotovoltaik sejak tahun 1970-an telah telah mengubah cara pandang 
kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi manusia untuk memperoleh
 energi listrik tanpa perlu membakar bahan baker fosil sebagaimana pada 
minyak bumi, gas alam atau batu bara, tidak pula dengan menempuh jalan 
reaksi fisi nuklir. Sel surya mampu beroperasi dengan baik di hampir 
seluruh belahan bumi yang tersinari matahari, sejak dari Maroko hingga 
Merauke, dari Moskow hingga Johanesburg, dan dari pegunungan hingga 
permukaan laut.
Sel surya dapat digunakan tanpa polusi, baik 
polusi udara maupun suara, dan di segala cuaca. Sel surya juga telah 
lama dipakai untuk memberi tenaga bagi semua satelit yang mengorbit bumi
 nyaris selama 30 tahun. Sel surya tidak memiliki bagian yang bergerak, 
namun mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan.
Semua keunggulan sel surya di atas disebabkan oleh karakteristik khas sel surya yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik secara langsung.
 Artikel ini sengaja ditulis guna menanggapi banyaknya pertanyaan 
mengenai bagaimana mekanisme atau prinsip kerja sel surya. Sengaja di 
sini hanya melibatkan penjelasan kualitatif.
Proses konversi 
Proses pengubahan atau konversi 
cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan karena bahan material 
yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun 
atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p.
Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p
 = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan
 unsur lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis 
semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah 
ini.
 Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.
Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan semikonduktor jenis n
 dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke 
dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si 
intrinsik sendiri tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan 
unsur tambahan ini disebut dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di-doping.
Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk sambungan p-n atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi / metallurgical junction) yang dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung. 

2. Sesaat setelah dua jenis      semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan elektron-elektron dari      semikonduktor n menuju      semikonduktor p, dan perpindahan      hole dari semikonduktor p menuju      semikonduktor n. Perpindahan      elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari batas      sambungan awal

3. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada      semikonduktor p yang      mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan      positif..
Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.
Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.
![]()  | 
4. Daerah      negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region) ditandai dengan      huruf W.
5. Baik      elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa      muatan minoritas (minority charge      carriers) karena keberadaannya di jenis semikonduktor yang berbeda.
6. Dikarenakan      adanya perbedaan muatan positif 
dan negatif di daerah deplesi, maka timbul      dengan sendirinya medan 
     listrik internal E dari sisi      positif ke sisi negatif, yang mencoba menarik kembali hole ke      semikonduktor p dan elektron ke      semikonduktor n.
 Medan listrik      ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole 
maupun elektron pada awal      terjadinya daerah deplesi (nomor 1 di 
atas).
7. Adanya      medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang,      yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik kembali kearah      semikonduktor p akibat medan      listrik E. Begitu pula dengan      jumlah elektron yang berpindah dari smikonduktor n ke p, dikompensasi      dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat tarikan medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh elektron dan hole berpindah dari      semikonduktor yang satu ke semiikonduktor yang lain.
Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik terjadi.
Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p yang menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.
Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n, daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole (electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat cahaya matahari.
Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol “lambda” sbgn di gambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan pn berada pada bagian sambungan pn yang berbeda pula.
Spektrum merah dari cahaya matahari yang memiliki 
panjang gelombang lebih panjang, mampu menembus daerah deplesi hingga 
terserap di semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan proses 
fotogenerasi di sana. Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh 
lebih pendek hanya terserap di daerah semikonduktor n.
Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah semikonduktor p.
Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian 
semikonduktor, maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah 
lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu tersebut menyala dikarenakan 
mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul akibat pergerakan 
elektron.
Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum, 
ilustrasi di bawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi 
cahaya matahari menjadi energi listrik.
 Bagaimana cara membuat sel surya dapat dilihat di artikel Pembuatan Sel Surya Silikon : Sang Primadona
Semoga bermanfaat !





